Selasa, 28 April 2020

Mengenal Masyarakat Badui

Kabid Dikdas
Masyarakat Badui berada di pedalaman Jawa Barat. Badui adalah suatu kelompok masyarakat adat sub-etnis Sunda di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Mereka merupakan salah satu suku yang menerapkan isolasi dari dunia luar. Selain itu mereka juga memiliki keyakinan tabu untuk difoto, khususnya penduduk wilayah Baduy dalam. Suku Badui memiliki hubungan sejarah dengan orang Sunda. Penampilan fisik dan bahasa mereka mirip dengan orang-orang Sunda pada umumnya.Sebagian peraturan yang dianut oleh suku Badui Dalam antara lain:
  • Tidak diperkenankan menggunakan kendaraan untuk sarana transportasi
  • Tidak diperkenankan menggunakan alas kaki
  • Pintu rumah harus menghadap ke utara/selatan (kecuali rumah sang Pu'un atau ketua adat)
  • Larangan menggunakan alat elektronik (teknologi)
  • Menggunakan kain berwarna hitam/putih sebagai pakaian yang ditenun dan dijahit sendiri serta tidak diperbolehkan menggunakan pakaian modern.
Masyarakat Badui berada di pedalaman Jawa Barat Mengenal Masyarakat Badui
Mata pencaharian utama masyarakat Badui adalah bertani. Mereka menanam padi, kacang, terong, cabai, pisang, pete, dan jengkol.

Orang Badui dilarang menghancurkan tanah dan membelokkan aliran air. Oleh karena itu, mereka bertani dengan cora tradisional. Mereka tidak menanam padi di sawah, tetapi di ladang yang mereka sebut huma. Caranya sangat sederhana. Mereka melubangi tanah dengan tugal yaitu sepotong bambu yang diruncingkan, lalu ke dalam lubang itu dimasukkan benih tanaman. Benih itu harus dari hasil tanaman mereka sendiri juga.

Untuk menyuburkan tanah ladang, masyarakat Badui tidak menggunakan pupuk kimia. Mereka hanya mau menggunakan pupuk hijau yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan pupuk kompos dari kotoran hewan. Selain bertani, orang Badui juga menangkap ikan di sungai. Mereka menggunakan alat-alat sederhana seperti kail, bubu, dan jala.

Rumah orang Badui disebut imah. Imah itu berbentuk rumah panggung dengan penyangga (kaki) terbuat dari kayu. Penyangga yang digunakan untuk satu rumah tidak harus sama tingginya. Penyangga yang berdiri di tanah yang tinggi, ukurannya pendek. Sebaliknya, penyangga yang berdiri di tanah yang rendah, ukurannya panjang. Itu terjadi karena orang Badui Dalam tidak boleh meratakan tanah. Meratakan tanah berarti merusak tanah.

Dinding rumah menggunakan bilik yang terbuat dari anyaman bambu. Atap atau rarangkit terbuat dari ijuk atau daun hateup (sejenis pohon palem). Lantai atau palupuh rumah menggunakan bambu. Imah tidak memiliki jendela agar orang luar tidak bisa melihat ke dalam rumah. Ruangan dalam rumah dibagi menjadi 3. Ruang paling depan disebut sosoro. Ruang ini digunakan untuk menerima tamu. Ruangan di belakangnya dibelah menjadi 2 bagian memanjang ke belakang. Salah satu ruang disebut tepas. Tepas digunakan untuk tempat tidur dan tempat makan. Ruang lain berfungsi sebagai dapur.

Di mana masyarakat Badui tinggal?
Masyarakat Badui berada di pedalaman Jawa Barat. Tepatnya di wilayah Kabupaten Lebak, Banten.
Bagaimana masyarakat Badui memenuhi kebutuhan makanan?
Mereka menanam padi, kacang, terong, cabai, pisang, pete, dan jengkol.
Apa mata pencaharian utama masyarakat Badui?
Mata pencaharian utama masyarakat Badui adalah bertani.
Bagaimana cara masyarakat Badui bercocok tanam?
Mereka tidak menanam padi di sawah, tetapi di ladang yang mereka sebut huma. Untuk menyuburkan tanah ladang, masyarakat Badui tidak menggunakan pupuk kimia. Mereka hanya mau menggunakan pupuk hijau yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan pupuk kompos dari kotoran hewan.
Bagaimana bentuk rumah masyarakat Badui?
Rumah orang Badui disebut imah. Imah itu berbentuk rumah panggung dengan penyangga (kaki) terbuat dari kayu. Dinding rumah menggunakan bilik yang terbuat dari anyaman bambu. Atap atau rarangkit terbuat dari ijuk atau daun hateup (sejenis pohon palem). Lantai atau palupuh rumah menggunakan bambu.

Masyarakat Badui memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berusaha sendiri. Mereka menanam padi dan sayur-sayuran. Mereka mencari ikan di sungai. Bahan-bahan untuk membuat rumah diambil dari hutan sesuai keperluan.